Sabtu, Desember 13, 2008

sultan disindir pak esbeye..

pada pertemuan gubernur se indonesia yang diadakan pada hari kamis 11 desember 2008, sultan hb x selaku gubernur diy yogyakarta tidak hadir. seperti dikutip dari kompas, beliau membantah ketidakhadirannya dalam pertemuan itu karena ketidakmauannya. beliau menyatakan telah mengutus wakil gubernur diy paku alam ix untuk menghadiri pertemuan yang dipimpin presiden esbeye.
dalam pertemuan tersebut dikatakan bahwa presiden menyindir para gubernur yang tidak hadir sebagai pejabat yang tidak mengutamakan kepentingan daerahnya. "hadir kok, wagub saya. bukannya tidak mau. gubernur kan juga punya pekerjaan lain," kata sultan.
alasan ketidakhadiran sultan, jelas dia, karena dirinya sudah terlebih dahulu berjanji memenuhi undangan untuk hadir di fakultas ilmu budaya ui. "di dalam surat itu kan jam 19.30, tetapi secara mendadak diubah jam 1 (13.00). saya sudah ada janji dengan orang lain. saya janji di fib. itu kan masyarakat juga, urusan rakyat juga," terang sultan.
selain itu, menurut sultan, dalam surat undangan tak ada klausul yang menyatakan harus gubernur yang hadir. "biasanya, kalau ada undangan ada tulisan 'tidak boleh diwakili'. lah, ini kan enggak ada," ujar sultan.
sebenarnya kejadian seperti ini bukan sesuatu yang luar biasa. gubernur tidak bisa hadir dalam sebuah pertemuan atau acara dan mengutus wakilnya. terlepas dari alasan yang disampaikan sang raja jawa, menjadi tidak biasa dan menarik karena presiden esbeye secara terbuka 'menyindir' ketidakhadiran sultan (dan para gubernur?emang banyak yang tidak hadir yaa?). menurut saya ada nuansa politis disana. seperti kita ketahui, sultan secara resmi sudah mendeklarasikan diri akan maju sebagai calon presiden pada pilpres 2009. begitu juga dengan presiden esbeye, beliau berencana maju sebagai calon presiden (lagi). tentunya mereka akan bersaing, merebut simpati dan suara rakyat. sindiran pak esbeye bahwa 'para gubernur yang tidak hadir sebagai pejabat yang tidak mengutamakan kepentingan daerahnya' tentunya dialamatkan ke pribadi sultan. pernyataan itu dapat dianalogikan kalo seorang gubernur (sultan) tidak mengutamakan kepentingan daerahnya bagaimana kalo (sultan) jadi presiden, (tentunya ) tidak mengutamakan kepentingan rakyatnya juga. sebuah kampanye terselubung, sekaligus 'menyerang secara halus' lawan politik.
itu yang saya tangkap dari sindiran pak esbeye. ini bukan sebuah analisa politik, hanya pemikiran pribadi yang awam politik. saya hanya menggunakan logika berpikir saja, tidak ada embel-embel atau maksud apapun. apalagi dunia politik adalah dunia abu abu, tidak ada yang benar-benar hitam maupun benar-benar putih. siapa yang tahu ada maksud lain dibalik sindiran pak esbeye?hanya beliau dan Tuhan yang maha tahu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar